dibaca

Selasa, 26 April 2011

Pemuda Penganggur Berharap Pemprov Buka Lapangan Kerja

Mamuju (ANTARA News) - Para pemuda penganggur di Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, berharap banyak agar pemerintah provinsi membuka akses lapangan kerja seluas-luasnya guna menekan tingkat pengangguran di wilayah itu.

Ahmad Harun, salah seorang pemuda penganggur yang juga alumni Universitas Hasanuddin Makassar di Mamuju, Selasa, mengatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angkatan kerja di Sulbar masih sangat diragukan karena faktanya masih banyak pemuda penganggur yang ada di daerah ini.

"Saya justru ragu dengan hasil rilis BPS yang menyampaikan bahwa angkatan kerja dari tahun ke tahun meningkat. Bahkan angkatan kerja di tahun 2009 mencapai 511.144 orang atau pertumbuhannya rata-rata sekitar 5,82 persen," kata dia.

Ia mengatakan, pemerintah tak boleh terlena dengan tingkat pencapaian angkatan kerja yang dihasilkan BPS karena ternyata jumlah penganggur di Sulbar hingga kini masih terkesan tinggi.

"Pemprov Sulbar jangan terlena dengan capaian BPS yang telah merilis angkatan kerja mencapai 95,5 persen penduduk Sulbar telah bekerja," kata dia.

Karena itu, kata dia, pemerintah harusnya membuat program untuk memaksimalkan para penganggur lokal yang saat ini masih kurang berdaya.

Ia mengatakan, program pemberdayaan sarjana penganggur juga dianggap belum efektif karena hingga kini rata-rata sarjana Sulbar belum mendapat perhatian lebih untuk menjadikan pemuda yang berwirausaha.

"Banyak pemuda penganggur dengan latar belakang pendidikan alumni sarjana. Potret ini terjadi akibat minimnya perhatian pemerintah dalam membuka lapangan kerja baru," kata dia.

Sebelumnya, Kepala BPS Sulbar, Nursam Salam, mengemukakan, pada tahun 2006 jumlah angkatan kerja di Sulbar 431.327 orang kemudian meningkat pada tahun 2007 menjadi 470.497 orang, kembali meningkat pada tahun 2008 sekitar 495.959 orang dan pada tahun 2009 menjadi 511.144 orang.

Salam mengatakan, untuk penduduk yang bekerja di Provinsi Sulbar dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yakni dari 403.507 orang pada tahun 2006, meningkat pada tahun 2007 menjadi 444.863 orang, dan pada tahun 2008 menjadi 473.309, kemudian menjadi 488.080 pada tahun 2009.

"Pertumbuhan rata-rata penduduk yang bekerja di Sulbar tersebut, sekitar 6,55 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja di wilayah ini,"katanya.

Sementara itu menurut dia, angka penduduk pengangguran di Sulbar mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat meningkatnya jumlah orang bekerja di wilayah ini.

Ia mengatakan, sejak tahun 2006 sekitar 27.820 orang menurun pada tahun 2007 menjadi 25.634 orang kemudian menjadi 22.650 orang pada tahun 2008 meskipun pada tahun 2009 meningkat menjadi sekitar 23.060 ini karena tingginya pertumbuhan angkatan kerja di tahun ini.
(T.KR-ACO/Z003)

50 Siswa SMP Mamuju tidak Ikut UN

Mamuju (ANTARA News) - Sedikitnya 50 siswa sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah swasta di Kabupaten Mamju, Sulawesi Barat, tidak mengikuti ujian nasional hari kedua, Selasa, dengan alasan beragam.

Ketua Panitia Pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Mamuju, Murniati mengemukakan, berdasarkan data sementara dari beberapa sekolah penyelenggara UN hari kedua, sebanyak 50 siswa SMP sederajat tidak ikut ujian dengan alasan beragam.

"Siswa yang tidak ikut UN ini umumnya karena "drop out" atau keluar sekolah, menikah, dan ada pula yang meninggal,"kata dia.

Ia mengemukakan, kemungkinan jumlah siswa yang tidak ikut UN akan bertambah karena beberapa kecamatan belum melaporkan data riil kondisi pelaksanaan UN pada masing-masing sekolah penyelenggara khususnya bagi sekolah yang berada di luar kota Mamuju.

"Bisa jadi jumlah siswa yang tidak ikut UN akan bertambah karena masih banyak sekolah yang belum memasukkan data," ungkapnya.

Murniati mengemukakan, data rill jumlah peserta UN tingkat SMP dan MTs baru diketahui setelah pelaksanaan UN berakhir pada 28 April 2011.

Menurut Murniati, jumlah sekolah penyelenggara UN tingkat SMP/sederajat di Mamuju tercatat mencapai 51 sekolah baik sekolah negeri maupun swasta.

Pelaksanaaan UN tingkat SMP/MTs sederajat, kata dia, tidak berbeda dengan UN tingkat SMU/MA yaitu dalam satu ruangan terdapat lima jenis soal.

"Tidak ada perbedaan metode naskah UN dalam setiap ruangan antara UN tingkat SMP dan SMU. Ini dilakukan untuk menghindari saling contek di antara peserta UN," katanya.

Karena itu, siswa yang menghadapi UN diminta tetap belajar agar sisa waktu pelaksanaan UN bisa dimaksimalkan.

Dia mengemukakan, Disdikpora manargetkan tingkat kelulusan UN akan melampaui 2009-2010 dengan capaian 94 persen.

"Kalau bisa hasil UN tahun ini mencapai 100 persen. Dan itu bisa saja terjadi apalagi pelaksanaan UN tahun ini cukup memberikan peluang untuk lulus meskipun tidak ada UN susulan seperti tahun sebelumnya." katanya.

Siswa diberi kesempatan mengikuti UN susulan apabila sakit dan menunjukkan keterangan sakit dari dokter, katanya.

Ia menanambahkan, secara umum pelaksanaan UN berjalan lancar dan tertib.(T.KR-ACO/N002)