dibaca

Rabu, 20 April 2011

Disdik Sulbar akan Rangkul Siswa Putus Sekolah

Mamuju (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat, berjanji akan kembali merangkul sejumlah siswa yang putus sekolah di wilayah itu.

"Saat ini kami sedang mempersiapkan rembuk pendidikan dengan melibatkan seluruh dinas pendidikan pada lima kabupaten yang nantinya dilaksanakan sekitar Mei. Momentum ini juga akan kita gunakan merangkul para siswa putus sekolah untuk mengajak mereka kembali ke bangku sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Sulbar, H.Jamil Barambangi di Mamuju, Kamis.

Menurutnya, para siswa putus sekolah ini akan diberikan baju sekolah sekaligus ditanggung seluruh pembiayannya sehingga Sulbar tidak lagi memiliki anak putus sekolah.

"Angka putus sekolah ini dipengaruhi beberapa faktor di antaranya karena terkait beban ekonomi, dan kedua karena pola pikir orang tua siswa yang kerdil yang melarang anaknya bersekolah karena sudah ada pekerjaan yang layak seperti bercocok tanam kakao," kata dia.

Ia mengatakan, di Sulbar rata-rata anak didik mengalami putus sekolah dari sekolah dasar (SD) menuju sekolah menegah pertama (SMP).

"Sesuai dengan data yang sempat kami himpun ternyata banyak anak yang tidak tamat sekolah pada tingkat SMP. Makanya, Disdik akan terus mendorong agar mereka ini kembali melanjutkan pendidikannya minimal tamat SMA sederajat," katanya.

Karena itu, kata dia, para orang tua siswa khususnya bagi mereka yang memiliki anak putus sekolah untuk ikut mendorong anak-anaknya kembali ke bangku sekolah.

"Kami minta dukungan para orang tua murid agar membantu pemerintah provinsi agar daerah ini terbebas dari anak putus sekolah," katanya.

Jamil menyampaikan, ini juga dilakukan sebagai wujud untuk meperbaiki indeks pembangunnan manusia (IPM) Sulbar yang masih terpuruk di bidang pendidikan.

Dalam rembuk pendidikan daerah yang direncanakan berlangsung akhir Mei mendatang, pihaknya berupaya menghimpun masukan seluruh dinas pendidikan kabupaten se Sulbar terkait sejumlah persoalan pendidikan yang terjadi di daerah.

Tingginya buta aksara dan tingkat putus sekolah, kata dia, menjadi bagian pekerjaan rumah Disdik Sulbar saat ini termasuk persoalan infrastruktur sekolah di setiap daerah yang masih jauh dari kebutuhan layak.

"Persoalan pendidikan di Sulbar harus menjadi perhatian semua pihak termasuk orang tua murid untuk mendorong anaknya tidak ada yang putus sekolah," katanya. (T.KR-ACO/A035)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar